Deerrrrrrrrrrrrr..! Deerrrrrrrrrrrrrr..! Gedung kembar
bergetar, gempa menyilimuti suasana hening.
Kursi, meja, serta perabotan di gedung pun ikut bergoyang. Mahasiswa
dan dosen yang masih menempati gedung berusaha menyelamatkan
nyawa mereka. Berlari menuju pelataran gedung kembar. Berkumpul di halaman
kampus IAIN Ambon.
Sementara empat orang mahasiswa yang asik bercerita, spontan
kaget merasakan getaran bangunan berlantai dua itu. Suasana yang tadinya meriah
tiba-tiba sima.
Sementara dua orang lelaki yang tertidur di sekret Unit Kerja
Mahasiswa (UKM) Pers Lintas malam itu berlari ketakutan.
Bunyi hentakan kaki berpijak di lantai tampak berantakan. Suara
ketakutan Memenuhi bangunan kembar. Lari
menuruni tangga hingga berdiri dengan nafas tersengal-sengal di lingkungan
kampus.
Orang-orang yang menempati ruangan di “gedung hijau” serta-merta
keluar dengan wajah pucat pasi. Listrik pun tiba-tiba mati, suasana gedung
tampak seperti goa tak bertuan. “Ya Allah, takutlah. Apalagi dengar teriakan
dari orang-orang yang berlari,” ujar Diaz, mengenang peristiwa yang terjadi lima
menit lalu.
Getar bangunan membangunkan Aldi (24), dari tidur pulasnya
di lantai satu, ruang dosen jurusan Ekonomi Syariah. Ketakutan yang berlangsung
selama dua menit, “Beta lari keluar bataria-bataria,” ujar Aldi di Gedung
kembar yang tengah duduk memangku lutut.
Di bangunan hijau itu, dinding yang terbuat dari beton bergoyang tampak tak berdaya.
Beberapa orang lelaki yang tengah menikmati suguhan internet di gedung itu,
tiba-tiba melaju menuju pelataran gedung. Dinding beton sekejab gugur, gugurannya
berhamburan di lantai.
Setelah orang-orang yang menenpati bangunan itu keluar
dan berkumpul di pelataran bangunan
kembar, mereka menceritakan kepanikannya saat banguan tua bergoyang kencang.
Hanafi Holle (40), menceritakan
peristiwa singkat yang sempat memacu kepanikannya sehingga meninggalkan
pekerjaannya.
“Beta sedang
mengetik di laptop, saat bangunan itu bergoyang, dengan panik beta lari kaluar. Bahkan, sendal yang
tadinya beta pake pun beta sengtau akang di mana. Lari tampa
sendal,” Kata Hanafi, lelaki paruh baya berkaus merah, yang hanya mengenakan
celana pendek putih saat lari meninggalkan ruang kerjanya.
Gempa yang terjadi pukul 01.25 WIT, berdurasi satu menit
hingga menggempar orang-orang yang masih mendiami kampus di malam hari. Bangunan rektorat yang menjulang di atas dataran
tinggi lingkungan IAIN Ambon, sebagian dinding dan plafonnya ikut rontok. “Dinding
retak dan plafon rektorat hancur,” ujar seorang security saat berjaga malam di rektorat.
Menurut Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG)
daerah Karang Panjang (Karpan), Kota Ambon, yang dilansir dari facebook. Kekuatan gempa tersebut mencapai
5,2 scala hicter, tidak berdampak
pada tsunami.
Pukul 03.30 menjelang subuh, bangunan itu kembali bergoyang
orang-orang masih tengah bercerita di gedung itu tampak kaget. Tapi goyangan
itu tidak menakutkan seperti sebelumnya.