Sarif (65), memikul barangnya saat beranjak dari tempat sampah. Rabu, (17/08/2016). |
Saya bertemu lelaki paruh baya itu di Kebun Cengkeh, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, depan bengkel Latansa. Rambutnya sepanjang bahu, dililit dengan karet. Memakai topi, kameja, dan celana panjang--semuanya serba hitam.
Sarif kelahiran Pulowali Mandar, Sulawesi Barat. Setelah berhenti dari
pekerjaannya di kapal penampung tuna, KM. Pulau Adi, ia mulai menguji
nasib di atas tumpukan sampah. "Yang penting halal, bang." Kata Sarif
sambil menenteng barangnya.