Nawala Patra

Senin, 29 Juni 2015

Dua Cangkir Kopi Di Bandara Pattimurra

Rabu pagi, Pukul 05.15 Wit. Saat fajar tak tampak, terlihat wajah awan hitam terbentang, bertanda akan turun gerimis, dugaan itu pun terjadi. Gerimis menyapa saat berada diatas garis putih aspal, melaju bersama sepeda motor. Perjalanan menuju Bandara Pattimura. Bersama kendaraan butut itu melaju dengan kecepatan 60-80, terlihat diantara gerak jarum speed meter, mengejar waktu yang tersisah.

Kita pun tiba di Bandara, disitu tak tampak gerimis ayang turun, kecuali butiran-butiran kecil yang tersisah menyilimuti kendaraan bututku. Suara keramaian tampak terdengar jelas, sebagian mereka yang sibuk untuk berangkat, sementara yang lain menunggu jemputan keluarga, kolega, yang tiba di bandara Pattimura. Rahman (31) menenteng Ransel birunya, menuju pintu masuk untuk cek in, sementara aku berdiri mematung melihat laki-laki itu menuju pintu masuk yang dikawal oleh tiga orang penjaga, tiba-tiba dia pun hilang lenyap dari pandanganku yang mengikuti langkahnya.

20 Jahitan Untuk Yusuf di RS Bayangkara

Di bilik Bayangkara, Rumah Sakit, yang berada di pelataran lokasi Kepolisian, Tantui. Ruangan mutiara, tepat paling pojok kiri dari arah masuk pintu gerbang. Mutiara adalah ruangan perawatan bagi para pasien yang mengalami luka serius. di Mutiara pula, laki-laki yang berusia 21 tahun, Yusuf namanya, berbaring menahan sakit di sekujur badan.

20 jahitan di bagian tangan dan kaki, membuatnya harus menanggung sakit, pedih atas apa yang dia alami menjelang subuh, benturan itu terjadi bersama sepeda motornya, pada 28 juli 2015, sekitar pukul 04.00 Wit. di kediaman Desa Batu Merah.

Kamis, 11 Juni 2015

Bilik Hijau-- Fakultas Pena.
 

Dok: Vhiet
Di Suatu tempat. saat mereka di pertemukan pada rimba yang belukar.
dia (Si Titik) mengenal Ganda, orang yang membuatnya merasa ada, cuplikan kata di Film "Bilik Hijau"
Ganda, wanita yang memiliki 2 orang kekasih, Namun, hal itu biasa saja dijalani. satu ketika, Titik, bertemu ganda,
"Hai, Ganda" Sapaan titik yang lirih.
"Ia, Titik" jawab wanita itu.
"Baru kelihatan hari ini,"
"Kelihatan, Apa Maksud kamuu" Tanya Ganda dipenuhi rasah penasaran.
"Kelihatan Cantikmu, Ganda," ujar titik dengan penuh Menggoda.

Jumat, 05 Juni 2015

HERO PUN TUMBANG

25.05.15 Jam 22.30 .Hidup tak pernah terlepas dari masalah. Dengan masalah manusia menjadi lebih dewasa. "Masalah itu Mendewasakan." Kata Lina, Dewan Kehormatan LPM, saat mengakhiri rapat di sekretariat, Gedung Kembar lantai II. M. Fahrul Kaisuku (24), Pemimpin Umum LPM Lintas, IAIN Ambon. Diam adalah cara fahrul menyelesaikan permasalahannya, saat ritme suara makin keras, tunduk dan mendengar adalah cara sederhana menunjukan sopan santunNya. Diantara Anggota yang ikut hadir saat itu, semuanya diam mengamati apa yang di sampaikan kak Lina. Sementara bang etok, ikut mendengar ceramahnya. Suasana malam kamis, menyisakan rindu antara kita dan dia, fahrul. Rapat selesai, tepat pukul 11.00 Wit. keluh-kesah pun telah di utarakan, walaupun masih meninggalkan bekas kekecewaan. Keputusan terakhir dari hasil rapat, Pertama Menindak lanjut unsur pokok permasalahan Kedua, Anggota disuruh mengverifikasi akar Masalah dari orang ketiga yang menjadi keputusan antara kekeliriuan yang terjadi. Itulah Masalah, segala bentuk ekspresi diri terbawa dalam ranah emosional yg tak terkendali. Kadang mereka Paham, apa yang akan dilakukan itu salah, namun setiap orang melihat masalah itu terlalu sederhana, yang kurang berdampak pada kepribadianNya. Rapat itu di lanjutkan esok harinya, setelah dua poin itu dilakukan. Namun, setelah rapat di Mulai, fahrul tak jua datang menghadiri rapat tersebut. Rapat dimulai, di akhiri dengan sepenghal surat panggilan. "Buat surat panggilan untuk fahrul, sehingga rapat berikutnya, diharapkan hadir" ujar bang etok, setelah menutup rapat. Senin Malam, 25/05/2015. Sesuai keputusan rapat sebelumnya, menindak lanjuti surat yang di buat sebelumnya. Sebagian Anggota LPM berkumpul di sekretariat sambil menunggu Kak Lina dan Bang Etok, suasana saat itu makin menegangkan, karena rapat tersebut bertujuan untuk mengambil sebuah keputusan yang di buat sebelumnya. Rapat Di buka, semua Anggota Di arahkan untuk meninggalkan ruang rapat, hanya Bg Etok dan Kak Lina yang menetap di ruang sekretariat. Setelah semua Anggota meninggalkan ruang rapat. Beberapa menit kemudian datanglah panggilan untuk satu orang, menghadap kak Lina, dan Bang Etok Tujuannya untuk mengambil keputusan akhir, dari hasil rapat sebelumnya. Kegiatan Rapat yang berlangsung sekitar 15 menit, tidak Maksimal. Hal itu terjadi atas ketidakhadiran pemimpin Umum, karena ini permasalahan dan keputusannya ada pada kehadiran fahrul. Kesalahan Makin melimpah, tuntutan semakin menguak di dinding-dinding sekretariat, meminta Hukuman Pemecatan terhadap Pemimpin Umum, M. Fahrul Kaisuku. Kesalahan ini di dasari atas tidak ada keterbukaan Pemimpin terhadap sebagian Anggota. Hal ini Menjadi tuntutan para Anggota, dan Meminta memberikan sangsi sesuai aturan AD-ART. Saat itu Pula, setelah semuanya sudah terpanggil, dan memberikan keputusan kepada kedua Dewan Kehormatan. Hasil keputusan dirangkum berdasarkan penyampaian beberapa Anggota yang saat itu hadir. Keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. Malam yang Larut itu Pula, tepat 22.30 Wit, Keputusan harus menurunkan penimpin Umum dari Jabatannya. Keputusan di Putuskan selesai rapat. Namun, secarah pribadi, saya tidak menerima keputusan Pemecatan terhadap Pemimpin saya, ada beberapa hal yang saya pertimbangka. pertama, Fahrul Memiliki Kemampuan dalam menyelesaikan tanggung jawab, seperti menulis berita, mengedit, Lay Out, Sampai berita itu terbit, dll. Kedua, Fahrul adalah sosok pemimpin yang Mampu mengakomodir Anggotanya. Ketiga, Jiwa kemanusiaannya terlalu besar, dan Roda Organisasi tak bisa di Pungkiri, kalau tanpa Fahrul, apa yang terjadi terhadap Organisasi kemarin. Karena tak ada satu orang senior pun yang Mengbimbing kita, selain Pemimpin Umum ini sendiri. Ini yang Menjadi Pertimbangan saya. Saya pernah mengingat satu kalimat yang di torehkan oleh Dr. Aidh Al-Qarni, Beliau Mengingatkan, "Jangan Pernah mengambil Keputusan disaat anda Lagi Marah, benci, haus, Lapar, emosi, karena keputusan yang diambil dalam keadaan tersebut, tidak akan Pernah Mutlak

PENGALAMAN SERIKAT JURNALIS KEBERAGAMAN