Nawala Patra

Kamis, 07 Mei 2015

CATATAN DI BILIK KEBERAGAMAN


Jurnalisme Keberagaman
foto ini dari dokumen pribadi: Aktivitas Peserta Wokshop 






03 May 2015 kita dipertemukan dalam bingkai multikulturalisme, di Kota Mataram, Asrama Haji, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Keluarga baru itu terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama.
Berkat Serikat Jurnalisme Keberagaman (Sejuk),kita mencoba untuk saling kenal satu sama lain.
Keluarga baru itu berjumlah 23 orang, yang terdiri dari kota , Makassar, Manado, Kalimantan, Bali, Lombok, Mataram, Flores, dan saya sendiri dari Ambon.
Pertemuan ini berawal dari kegiatan “Serikat Jurnalis Keberagaman” Yang berlansung selama tiga hari. Salah satu kegiatan yang di bentuk untuk Mahasiswa Pers Se-Indonesia untuk, “Meliput Isu Keberagaman”.
Keluargaku, semuanya baru aku kenal, karena awalnya kita tak pernah kenal, kita terlahir dari satu Rahim, yaitu; Rahim Sejuk, sehingga kalian aku anggap sebagai keluarga sendiri. Banyak hal yang dapat Aku terima dari kalian semua, Keluargaku.
Kalian banyak mengajariku bagaimana mengenal perbedaan. Dan bagaimana mencintai perbedaan, karena Dari perbeadaan itu, tumbuh keluarga yang harmonis, walaupun kita baru kenal dalam beberapa hari saja. Awalnya, aku mengira, kita hanya sekedar menjadi peserta Workshop. Namun, perkiraan itu salah. Tuhan ciptakan pertemuan ini untuk bagaimana kita saling mencintai dalam Ukhuwa (saudara).
Kejujuranku berharap dalam hati, semoga Keluarga ini tidak sekedar jamuan mesrah di Asrama Haji itu.  
Badai boleh berlalu wahai keluargaku. Namun, cinta dan kerinduan tetap menjadi sandaran hati. Aku sadar, dengan keadilan Tuhan, dimana kita diciptakan dalam berbagai macam warna perbedaan, namun , tuhan punya rencana lain, dari apa yang telah Tuhan ciptakan.
Kalaupun saat itu Tuhan menciptakan kita suku Flores saja, mungkin, kita tidak akan berjumpa semesrah itu, dan tidak ada kerinduan sedalam rinduku untuk kalian.
Aku, selalu bermimpi tentang meja makan, ruang belakang, disana kita sering tertawa sama-sama. Meja itu kita di ajarkan tentang keberagaman. Diajarkan untuk bagaimana merangkul keberagaman itu penuh kasih.
 Untuk kalian, keluarga Sejuk dari Flores, banyak hal yang aku pelajari dari kalian, kalian begitu baik, disaat malam, kalian sering menceritakan kekayaan alam disana, Flores. Kalian adalah keluargaku yang  luar biasa, Cuma rindu yang dapat mempertemukan kita keluargaku, Merindulah.
Untuk kalian, Keluarga Sejuk dari Manado, Minggu, 3 may di bandara Juanda, pertemuan yang sangat berkesan, kerinduan ini terus menyapa. Pantai Senggigi punya cerita tentang kita. Rangkaian cerita di Pura itu selalu ku Kenang. Bersama angin dan desiran ombak, kita tertawa tanpa duka.
Untuk kalian, Keluarga Sejuk dari Bali, Kalian banyak diam dengan Aku. Namun semuanya tidak mengurangi rasa sayangku untuk kalian, berdasarkan Rahim Sejuk kita diciptakan untuk ada dalam keberagaman. Dari kalian, aku mengenal Bali secara sehat. Tuhan kita terlalu adil untuk mempertemukan kita di mimbar keberagaman.
Untuk keluarga Sejuk dari Makassar, Semuanya terasa indah pada waktunya, Bakso sama Nasi Goreng buat kita betah di bandara Juanda. Kalian mengajariku tentang kebersamaan, rasa kagum berlimpah. Jujur, saat itu perutku masih lapar. Tapi, bersama kalian, aku happy. Ingatkah Kalian keluargaku, saat terakhir kali kita berpisah di pintu keluar bandara Hasanuddin, tatapanku mulai berkaca, hampir tak relah melepas perpisahan itu.
Untuk Kalian, Keluarga Sejuk dari Kalimantan, perasaan cinta, sukar untuk mendahului kalian, keberagaman mempertemukan kita pada waktu yang tepat, kalian menunjukan karakter budaya kalian, aku bahagia dengan kalian, nonton Film di perbatasan kalimantan, aku menangis. Menangis melihat Diskriminasi di perbatasan Kalimantan-Malaisya. Menulislah untuk mereka, karena suara Pena, suara yang paling tajam, layak untuk membunuh mereka, sang otokrat.
Untuk kalian, keluarga Sejuk dari Lombok dan Mataram, aku benar-benar bahagia bisa hadir di tempat kalian, yang Aku lihat semuanya menggugah perasaanku,  keluargaku, kalian mengajariku tentang kelembutan, serta kesederhanaan yang selama ini belum kutemui. Perjalananku di Mataram, merupakan anugrah yang tak bisa di bayar dengan apapun. Suatu saat aku akan menulis tentang Negerimu yang tercinta, Keluargaku.
Aku sendiri dari Ambon, Aku memiliki banyak kekurangan, namun, aku berharap agar kalian memahami kekurangan itu, apa yang pernah kalian lihat dari aku, itulah aku yang sebenarnya, aku Cuma ingin jadi diriku sendiri. Aku tak se-Radikal apa yang pernah kalian dengar tentang Ambon,itulah Ambon. Tebaslah Mitos tentang Ambon dengan cinta kalian. Karena aku tidak Menginginkan sekat diantara Kita.
Aku akan terus mencintai Kalian, seperti kata yang tak sempat di ucapkan kayu kepada Api yang menjadikannya abu. Aku terus menyayangi kalian, seperti isyarat yang tak sempat diucapkan hujan kepada awan, yang menjadikannya tiada. (Sumber: Kutipan)
Aku menulis di Pesawat, dari keberangkatanku di bandara lombok, hingga bandara Hasanuddin, Makassar. Aku duduk di kursi nomor 25 F, LION AIR. Disampingku ada seorang bapak bersama putrinya, rupanya mereka orang Manado. Ayah dan putri berkulit saomatang itu mereka terlihat mesrah. Sesekali mereka menyempatkan mata melirik jari-jariku menari diatas keyboard.
Jam 03.25 Wita. Hari berganti menjadi Rabu, Aku bertolak dari Hasanuddin menuju Pattimura, rasanya waktu begitu cepat keluargaku, keindahan di bilik Asrama haji Terlalu singkat Untuk aku dan kalian, aku selalu berharap semoga kemesraan ini janganlah pernah berlalu.
 Untuk orang yang pernah perasaan ini menyapa, di kamar 108 Asrama Haji, Aku Cuma menginginkan keterbukaanku, sehingga semuanya tidak tertutup rasah yang akan menjadi Limbah. Perasaan ini, akan selalu kusimpan, dan akan aku jadikan kado terindah dari Mataram.
Hay.. tersenyumlah ! Kalian semuanya, tersenyumlah. Aku rindu tawa dan canda Kalian, Di benakku, Sejuk adalah Tuhan, dimana kita di bingkai menjadi satu. Hay.. Senyum lagi ya ? iya sekali lagi.
Akhir dari cerita ini, Aku Cuma minta satu hal dari kalian keluargaku, jangan pernah melupakan apa yang pernah kita rasakan bersama, apa yang telah kita lalui seksama. tanamkan dalam hati kalian bahwa, kita jauh bukan berarti kita musnah, kita jauh bukan berarti kita tak pernah kenal.
Tapi, tanamkan dalam hati kalian, sesungguhnya kita jauh, karena kita belajar untuk mendekat. Keberagaman adalah anugrah yang terindah untuk setiap Manusia. Manusia yang tau arti kehadirannya di tengah keberagaman.

**SEJUK HATIKU BERLIMPAH RUAH, BERSAMA KALIAN AKU MENJADI ADA.**

Milad Sejuk : 03 May 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar