Nawala Patra

Jumat, 08 Mei 2015

MARI KITA BERTOLERANSI

Lokasi Pengungsiaan, Lombok, Kota Mataram, NTB.
Anak-anak di Lokasi Pengungsian
Mubaligh Ahmadiyyah Transito Majilok
Usman Anas (47) seorang pengungsian, Di Transito Majelok, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Berharap belas kasih dari segenap masyarakat maupun pemerintah.”Al-Qur’an di bakar tahun 2001. Bahkan, ada perempuan dari golongan kami yang di bacok sampai mati.” Kata Anas, seorang Mubaligh (Ustadz) Ahmadiyyah. Selasa, (5/5).


Ahmadiyyah, adalah sekelompok Umat Islam yang dianggap menyimpang dari ajaran Nabi Muhammad. Atas stigma inilah sehingga kelompok Ahmadiyah harus di bantai kaum mayoritas di Provinsi NTB, dan pada akhirnya mengakhiri nasib di tempat pengungsian,” Pemerintah sudah pernah menyampaikan, masalah Ahmadiyyah akan di selesaikan, tapi sampai saat ini pemerintah diam Seribu bahasa.” Ujar Mubaliq Ahmadiyyah saat ditemui, di masjid pengungsiannya.

Pengungsian Ahmadiyyah, Transito, berjumlah 160 jiwa, yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa. Anas mengatakan, sampai saat ini pengungsi Ahmadiyyah masih menunggu kepastian pemerintah untuk di kembalikan ke tanah asal mereka “Kami hanya minta untuk di kembalikan ke tempat asal, dengan jaminan keamanan dari pemerintah” Tuturnya.            



     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar