Begitulah kita mengenal malam
Dari biji-biji yang dipetik pagi sampai petang
Begitulah kita mengenal pagi
Dari mulut dusta, kita mendengarnya hingga petang
Kita adalah pengagum repartian di negeri orang
Kitalah sendiri mengusung repartian itu
Dari pagi sampai petang
Sebentar lagi kita pulang
Masihkah kita pergi pagi; pulang petang?
Memetik biji, merayakan malam
Sebentar lagi kita keluar, mendengar ocehan dusta
Begitulah kita mengenal malam
Sampai petang enggan kita tahu
Kita pengagum repartian
Sekalian pengelana bagi riwayat dusta
Kita adalah batu repartian
Menunggu bau dan aroma pagi
Itu tak mungkin tercium
Selain dusta di petang hari
Dari biji-biji yang dipetik pagi sampai petang
Dari mulut dusta, kita mendengarnya hingga petang
Sudahlah! Kita adalah batu repartian
Sebentar lagi diboyong pulang
Berdengung tentang serangkaian upacara repartian
Sampai selesai, kita enggan berbatu repartian
Yang dikeramatkan, kitalah biji yang dipetik pagi
Sampai pulang petang
Sebentar, masih ada dusta di sana!
Jakarta, 29 September 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar