WAKTU YANG TAK PERNAH MESRAH
Wahyu, gumpalan awan datang disaat kerinduan
membutuhkannya. Cerita itu mulai hadir, dari huruf menjadi kata, kemudian
menjadi kalimat, dari kalimat menjadi bait-bait suci yang menggetarkan.
Wahyu,
parasnya tak pernah bias, melengkung seperti matahari yag datang setelah fajar.
Kemudian langkahku mengajaknya melintasi ruang kosong, tak seorang pun yang tau
perjalananku bahkan Dunia kala itu tertutup rapat dalam benaknya.
Langkahku
melintasi tangga menuju ruang yang kosong tanpa jendela, fakultas Dakwah itulah
tujuanku terlihat sedikit pun suara dari balik dinding hampir tak terdengar,
hingga kedua tangan yang kaku ini merangkul dan mendekap hingga ketakutan
begitu hilang. Warna lipstik merah maron lenyap tak tersisah, kemudian berakhir
setelah ku antarkan kembali menuju peraduannya.
Kamis__25.12.13-13.11.14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar